Magelang, 13 juli 2018 - Warung Shodaqoh kembali hadir bersama ummat, membaur, dan mencoba berbagi kebahagiaan dalam rupa tebar nasi bungkus di Masjid Al-Ittihaad Citrosono Grabag. Kegiatan yang disambut hangat oleh jamaah ini kami laksanakan selepas sholat Jum'at, tepat di halaman Masjid Al-Ittihaad.

Cuaca hari Jum'at ini cukup panas, matahari juga bersinar dengan terik, tetapi hawa dingin akibat aphelion (posisi bumi berada pada titik paling jauh dengan matahari) juga tetap terasa, tetapi tidaklah menjadi alasan tim Warung Shodaqoh untuk bermuram dan mengeluh, Warung Shodaqoh tetap membagikan amanah ini dengan senyum ketulusan.

Tetaplah dekat dengan-NYA dengan sedekah

Meski cuaca yang panas disertai hawa dingin akibat aphelion, serta rasa sesak akibat hiruk pikuk jamaah sholat Jum'at yang keluar dari masjid, seakan rasa itu terabaikan bahkan sirna oleh rasa bahagia yang membuncah karena Allah ta'ala masih memberikan kami kesempatan untuk kembali merasakan dahsyatnya indahnya berbagi dengan keikhlasan.

Saudaraku, cukuplah bumi yang menjauhi pelitanya, yaitu matahari. Jangan sampai kita pun turut menjauhi pelita hidup kita, yaitu Diinul Islam. Tetaplah kita berpegang teguh pada agama kita, dan tetaplah dekat denganNya. Kita bisa mendekatkan diri menuju rahmatNya dengan beribadah, ibadah yang seperti apa? Ibadah apapun selama kita mendasarkan pada keimanan. Salah satunya adalah bersedekah, sedikit apapun sedekah yang kita berikan, bisa jadi itu bernilai banyak untuk yang menerima.

Terima kasih yang setulus-tulusnya dari hati kami yang paling dalam teruntuk para donatur, juga kepada pihak Takmir Masjid Al-Ittihaad yang telah berkenan memberi kami tempat dan kesempatan, dan juga kepada segenap tim Warung Shodaqoh dan seluruh elemen yang telah berpartisipasi. Semoga apa yang telah kita kerjakan menjadi amal sholih untuk kita, dan semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala dan kebaikan yang berlipat.

Amin

Redaksi: Kataibil Iman

Persaudaraan sesama muslim tidak bisa dibatasi oleh kelompok, organisasi ataupun sekat teritorial. Selama didalam hatinya masih tersimpan iman yang sama, maka mereka tetaplah saudara kita walaupun berbeda baju dan bendera.

Persaudaraan Penuh Keberkahan

Pada hari sabtu tanggal 31 Maret 2018 team Warung Shodaqoh bekerja sama dengan Angkatan Muda Muhammadiyah Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang mengadakan kajian parenting dengan pembicara Ustadzah Aniez Rahmawati Muslifah M.Psi dan juga tebar wakaf buku.

Kegiatan yang di laksanakan di Masjid Al Maun Banyubiru ini dihadiri oleh kaum muslimin disekitar Banyubiru dengan sangat antusias.

Warung Shodaqoh juga memberikan wakaf Quran dan buku untuk Panti Asuhan Putra Al Maun.

Ucapan terima kasih yang sangat mendalam dihaturkan kepada semua pihak yang telah membantu hingga terlaksananya kegiatan ini, semoga Allah membalas dengan balasan yang lebih baik. Amin

Amanah bisa diibaratkan sebagai sebuah jembatan diatas neraka yang akan menghubungkan ke surga. Kalau tidak hati2 ketika melaluinya maka bisa menggelincirkan kita masuk ke dalam neraka yg penuh dengan siksa.

Itulah sebabnya orang munafik tidak bisa menjaganya dengan tulus karena disetiap langkah dan tujuannya adalah hawa nafsu dunia yg kecil dan fana.

Ketulusan Seperti Apakah itu?

Mestinya kita tidak ingin disamakan dengan mereka orang munafik yang mempermainkan amanah yang telah Allah titipkan kepada kita. Karena yg kita inginkan bukan sesuatu yang tidak berharga dari sebagian kecil dunia ini.

Pada hari Ahad 25 Februari 2018 WARUNG SHODAQOH mengadakan kegiatan tebar seribu buku yang dilaksanakan di Masjid Umar Bin Khatab Grabag Magelang bertepatan dengan acara tablig akbar dengan tema "Membentengi akidah dari kristenisasi".

Jamaah yang hadir sangat antusias untuk mengikuti kajian dan juga sangat gembira setelah mendapatkan buku yang dibagikan secara gratis. Sebagai hadiah istimewa di hari yang istimewa.

Terima kasih yang sangat mendalam dihaturkan kepada donatur yang telah mewakafkan bukunya, semoga menjadi sedekah jariyah yang pahalanya mengalir terus. Dan juga dihaturkan terima kasih kepada takmir Masjid Ubk Grabag yang telah menyediakan tempat dan fasilitas, serta kepada semua pihak yg tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga jerih payah yang sudah dilakukan menjadi amal shalih untuk bekal menghadap Allah ta'ala, amin.

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.

Pada dasarnya, doa-doa yang disyariatkan dalam Al-Qur'an maupun Sunnah sangat mujarab dan penuh manfaat. Khasiat yang disebutkan di dalamnya benar-benar ada. Baik doa tersebut berisi permintaan kebaikan atau perlindungan dari keburukan.

Misalnya doa saat sinnggah di sebuah tempat dalam hadits dari Khaulah binti Hakim al-Salamiyah Radhiyallahu 'Anha berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ 

يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ

"Siapa yang singgah di suatu tempat, lalu ia membaca: A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa Khalaq (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya) maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga ia beranjak dari tempatnya tersebut." (HR. Muslim)

Siapa yang membaca doa ini dengan benar, maka ia akan terlindungi dari berbagai gangguan, keburukan, dan kejahatan (seperti sakit atau pengaruh buruk) yang ditimbulkan oleh makhluk yang memiliki keburukan dan potensi jahat, seperti jin, manusia, dan selainnya, baik yang nampak atau tersembunyi sehingga ia meninggalkan termpat tersebut. Seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga ia beranjak dari tempatnya tersebut."

Imam al-Qurthubi telah memberikan kesaksian atas doa ini. Beliau telah membuktikannya dan biasa mempraktekkannya, sehingga pada suatu malam beliau lupa membacanya saat memasuki rumahnya sehingga beliau tersengat kalajengking. Lalu beliau berkata, "Maka aku berpikir (merenung), ternyata aku telah lupa berta'awudz (berlindung) dengan kalimat-kalimat tersebut."

Namun terkadang seseorang yang sudah membacanya namun masih juga tersengat binatang, diganggu jin, atau kecurian. Apanya yang salah? Apa doanya tidak mujarab? Ataukah yang mengabarkan berdusta?

Seorang muslim wajib mengimani, apa yang diberitakan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah benar, dan apa yang beliau perintahkan pasti membawa manfaat. Beliau tidak berdusta dan tidak mengarang-ngarang sendiri dalam memberikan tuntutan. Semua itu berasal dari wahyu yang beliau terima dari Rabbnya dan Tuhan kita semua.

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Jawab al-Kaafi Liman Sa-ala ‘An al-Daa’ al-Syaafii, menjelaskan tentang sebab doa itu mujarab. Beliau mengibaratkan doa dan bacaan ta’awudz (perlindungan) itu seperti senjata (pedang). Hebatnya sebuah pedang bukan hanya bergantung kepada ketajamannya saja, tapi juga orang yang menggunakannya. Apabila pedang itu sempurna, tidak ada cacatnya, sementara penggunanya adalah orang yang kuat, serta penghalang-penghalangnya hilang, maka pedang tersebut pasti bisa membinasakan musuh. Namun sebaliknya, jika salah satu dari tiga syarat tadi luput, maka kehebatannya juga berkurang.

Begitu juga doa, jika kalimatnya sendiri tidak benar, atau orang yang berdoa tidak mengabungkan antara hati dan lisannya dalam berdoa, atau di sana ada penghalang dari dikabulkannya doa, maka pasti tidak akan diperoleh manfaat dari doa yang dibaca tersebut.

Misalnya, membacakan surat Al-Fatihah atas orang sakit akan menjadi obat. Namun ada orang yang membacanya, tapi tidak menyembuhkan. Maka itu bukan karena al-Fatihahnya yang tidak mujarab, tapi bisa jadi karena salah membacanya, pembacanya tidak kuat keyakinannya atau adanya mawani' antara sebab dan pengaruhnya.

Misal lain, orang yang membaca doa ketika akan berjima' maka syetan tidak akan bisa menimpakan gangguan pada anak tersebut. Namun, ada orang yang sudah membacanya, tapi anaknya tetap diganggu syetan. Maka hal itu bukan karena doanya tidak benar, tapi bisa ada masalah pada diri orang yang berdoa atau adanya mawani' yang menghalangi terkabulnya manfaat.

Maka saat doa tidak dikabulkan, hendaknya ia mengintrospeksi diri dan mencari tahu apa yang menghalangi dari terkabulnya doa perlindungan yang dibacanya tersebut. Mungkin, karena makanan yang tidak halal, banyaknya kemaksiatan yang dikerjakan, atau mungkin masih ada durhaka kepada orang tua. Wallahu Ta'ala A'lam. 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

referensi;

[ust badru tamam/voa-islam.com]

… sedekah termasuk sebab utama datangnya keberkahan dan dilipatgandakannya rezeki…