Inilah Alasan Mengapa Orang Tidak Takut Miskin Dengan Pemasukan yang Pas-pasan
4:15 PM
Sebagian
orang beranggapan bahwa mengeluarkan harta dalam bentuk zakat, infak dan
sedekah fisabilillah akan mengurangi jumlah nominal harta, bahkan bisa
menyebabkan kefakiran. Hal ini wajar, karena sifat dasar manusia adalah pelit.
Selain itu, setan selalu menggoda orang yang akan berinfak agar takut kepada
kefakiran.
Setan ingin
agar manusia tidak mendapat pahala dan kebaikan yang menjadi sarana masuk
surga. Allah Ta'ala berfirman:
الشَّيْطَانُ
يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ
مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu
dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat buruk (kikir); sedang Allah menjanjikan
untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui"
(Qs Al-Baqarah 268).
Ibnu Katsir
dalam tafsirnya menjelaskan bahwa makna ayat "Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu
dengan kemiskinan",
maksudnya: setan menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian tetap
menggenggam tangan kalian, sehingga tidak menginfakkanya dalam keridhaan Allah.
Sedangkan
ayat "Dan
menyuruh kamu berbuat buruk", maksudnya: bersama larangannya kepada kalian dari berinfak
karena takut miskin, setan menyuruh kalian dengan kemaksiatan, perbuatan dosa,
keharaman, dan menyalahi perintah yakni Allah Ta'ala.
Sementara
itu, menurut Al-Jazairi, ayat "Dan menyuruh kamu berbuat buruk" berarti setan menyeru kalian
untuk mengerjakan perbuatan buruk, di antaranya bakhil dan kikir. Karenanya
Allah Ta'ala memperingatkan para hamba-Nya dari setan dan godaannya, lalu
mengabarkan bahwa setan menjanjikan dengan kefakiran, artinya: menakut-nakuti
mereka dengan kemiskinan sehingga mereka tidak mengeluarkan zakat dan shadaqah.
(Sebaliknya) ia menyuruh mereka untuk berbuat buruk sehingga mengeluarkan harta
mereka dalam keburukan dan kerusakan, serta bakhil mengeluarkannya untuk
kebaikan dan kemaslahatan umum.
Dunia
terbalik ketika melihat harta
Padahal
kenyataannya sebaliknya. Harta yang dikeluarkan di jalan Allah akan
mendatangkan keberkahan. Yakni menambah kebaikan dari harta itu dan berkembang
menjadi banyak seperti dalam firman Allah Ta'ala:
يَمْحَقُ
اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah" (Qs
Al-Baqarah 276).
… sedekah termasuk sebab utama datangnya keberkahan dan dilipatgandakannya rezeki…
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, Allah Ta'ala berfirman:Makna ayat “Allah
menyuburkan sedekah” adalah memperbanyak dan mengembangkannya di dunia.
Sedangkan di akhirat, Allah menjaganya semenjak di keluarkan harta tersebut
untuk infaq. Penjagaan ini seperti seseorang menjaga benih yang ditanamnya
dengan diperhatikan dan dipupuk sampai benih tersebut menjadi pohon yang besar.
Atau seperti seseorang yang menjaga dan memelihara anak kuda yang masih kecil,
ia beri makan dan ia rawat dengan baik sehingga menjadi kuda yang besar dan
tangguh. Artinya pahala besar akan ia peroleh walaupun melalui infak yang
sedikit.
أَنْفِقْ
يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
"Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya Aku berinfak
kepadamu"
(Muttafaq 'Alaih).
Maknanya
adalah Aku beri ganti yang lebih baik untukmu. Ini selaras dengan firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala:
وَمَا
أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka
Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya" (Qs Saba' 39).
Hadits ini
sangat agung. Ia mengandung perintah untuk bersedekah dalam kebaikan dan
berinfak fisabilillah. Lalu anjuran untuk bergembira dengan ganti dari
kemurahan Allah Ta'ala. Bahwa sedekah dan infak termasuk sebab utama datangnya
keberkahan dan dilipatgandakannya rezeki. Sedangkan di akhirat, Allah akan
memberi ganti dengan surga bagi siapa yang berinfak di jalan-Nya.
referensi;
[Badrul
Tamam/voa-islam.com]
0 komentar